Fergie yang Tak Lagi Konfrontatif

Sadar sudah akan umur dan kesehatan yang mulai menurun, Sir Alex Ferguson tak lagi punya attitude konfrontatif terhadap siapapun. Padahal sebelumnya, Fergie tak segan-segan beradu argumen dengan lawan maupun para pemainnya sendiri.

Dulu kalah, aroma rivalitas Fergie kencang terkait dengan salah satu pesaingnya di Premier League yakni, Arsène Wenger yang membesut Arsenal. Panasnya konfrontasi di antara mereka sempat menghadirkan permusuhan dan perang mulut terhadap isu apapun yang bersangkut paut dengan Fergie maupun Wenger.

Selang beberapa waktu, keduanya mereda dan pada akhirnya menjadi sepasang sahabat dekat, yang kerap bertemu dan ‘ngobrol’ bareng usai laga di pub-pub atau kedai kopi terdekat.

Fergie sempat punya dua musuh baru, José Mourinho di Chelsea dan Rafael Benítez di Liverpool. Kendati sempat kembali memanaskan rumor di antara para kuli tinta, tapi tak pernah sepanas rivalitas Fergie-Wenger.

Belum lagi dengan anak asuhnya sendiri. Paling kentara dan fenomenal, yakni temperamennya terhadap para bintang Manchester United. Sebut saja mulai dari era Eric Cantona, David Beckham, hingga Wayne Rooney yang masih bengal saat belum lama berseragam The Red Devils.

Tapi, Fergie yang sudah menginjak kepala tujuh, sudah sadar usia, dia hanya ingin terus melatih dan tak ingin energi dan kesehatannya dihabiskan hanya untuk naik darah dan beradu argumen dengan siapapun.

“Saya tidak punya lawan untuk konfrontasi lagi sekarang ini, mungkin ketika saya lebih muda, saya sering punya lawan,” ujar Fergie, sebagaimana disitat FIFA.com, Selasa (21/2/2012).

“Jika ada pemain yang menjawab makian saya, biasanya saya menantangnya dan di sinilah terjadi insiden-insiden treatment rambut datang. Saya tidak pernah mengizinkan pemain mengalahkan saya ketika berargumen. Sekarang saya sudah menua dan lebih bijak karena para pemain di klub ini sudah lebih respek terhadap saya,” lanjutnya.

“Tak ada yang salah dengan anda jika anda kehilangan perangai temperamental anda jika itu untuk alasan yang tepat. Saya hanya akan mengatakan sesuatu yang harus disampaikan kepada pemain setiap usai laga – karena bagi saya hari esok adalah dunia yang baru lagi,” tutup pembesut berusia 70 tahun tersebut.